STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Welcome to the College of Information Management and Computer, STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Peta Turisme

Liburan di Jogja bingung dengan mana aja tempat-tempatnya? Yuk.. kami sudah buat Peta Turisme khusus untuk Anda para travellers, uda bukan jamannya lagi nyasar atau bingung mau ke mana ya…

Sunset terbaik di jogja

Alam yang merupakan ciptaan Tuhan Yang maha Kuasa sangat banyak memberikan keindahan yang luar biasa yang menjadikan kita kagum akan kebesaranNya. Dibeberapa lokasi kita dapat menikmati keindahan matahari terbenam atau…

Rumah Ledok Kalasan

Ingin makan sambil merasakan nuansa Jawa? Datang saja ke Lemah Ledok Garden

Fc Barcelona

scuad Fc Barcelona back in full training

Minggu, 24 Februari 2013

Warung SS ( Super Sambal )


Warung SS ( Super Sambal )



     Warung bermaskot orang-orangan berbentuk cabai memakai kacamata yang satu ini adalah salah satu warung yang menyajikan rasa pedas dan hot bagi para penggemar masakan pedas abis. Bagi Anda penggemar kuliner pedas merupakan suatu kewajiban untuk makan di Waroeng Special Sambal atau lebih dikenal dengan nama waroeng SS. Warung ini bermula dari sebuah warung kakilima di Jl. Kaliurang pada bulan Agustus 2002 oleh Yoyok Heri Wahyono, dan sekarang cabang-cabangnya dapat dengan mudah ditemukan di berbagai kota besar di Indonesia seperti Jabotabek, Cirebon,Solo, Semarang, Salatiga, Pekalongan, Malang, Madiun, dan Kediri.

    Hampir di setiap cabang warung SS tidak pernah sepi pengunjung, hal ini juga yang membuat tim wisatakuliner.com penasaran untuk mampir dan mencoba masakan yang bisa membuat pengunjungnya berekspresi seperti Maskot bernama Mr Hu Hah.
      Menu yang ditawarkan sangat variatif mulai dari 23 macam sambal, 14 macam lauk, 8 macam sayuran, dan 20 macam minuman. menu andalan dari Waroeng SS cumi goreng tepung, belut goreng, ayam goreng, ikan goreng, plecing jawa, sayur asam dan sudah tentu sambalnya yang pedas abis. Ada satu menu sambal yang bernama sambal gobal gabul, sambal ini terdiri dari 5 macam sambal dan merupakan menu sambal paling favorit karena pengunjung bisa mencoba 5 macam sambal sekaligus. Selain itu, penamaan makanan dan sambal di dalam menu cukup unik sehingga mengundang rasa penasaran bagi pengunjung untuk mencoba menu-menu yang ada.
    Porsi makanan di waroeng SS terbilang imut dengan harga sangat murah jadi jangan kuatir jika memesan banyak macam menu. Macam-macam sambal sekitar Rp. 1.500 hingga Rp. 4.500 per porsinya, untuk lauk pauk sekitar Rp. 2.000 hingga Rp. 7.500, dan sayuran sekitar Rp. 2.000 hingga Rp. 3.500. Selain itu pengunjung mendapatkan fasilitas makan nasi putih sepuasnya di tempat dengan harga cukup murah yaitu Rp. 2.500,-

Specifications

  • Menu Andalan:aneka sambal, ayam goreng, cumi goreng tepung, belut goreng ( Rp. 1.500 – Rp. 7.500)
  • Jam Buka:11.00 – 22.00
  • Alamat Lokasi:Jl. Kaliurang sebelah barat Grha Sabha Pramana UGM Telp. (0274) 6880505 / 0811.251.500 / 0856.2575.039

The House of Raminten


The House of Raminten


     Kalau dilihat dari namanya, bisa dibayangkan kalau tempat makan yang satu ini memilikiliterature yang bercorak ke barat-baratan yang dipadukan dengan corak Jawa. Mungkin bagi sebagian besar warga Jogja, The House of Raminten bukan merupakan tempat yang asing lagi, bahkan mungkin sudah menjadi salah satu tempat makan yang paling favorite. Pasalnya, kalau datang pada malam hari terutama saat weekend, kita harus masuk daftar list terlebih dahulu sebelum masuk ruangan. The House of Raminten (Jamu Oyot Godhong), begitulah tulisan yang tertera di sign board yang terpampang di Jl. Faridan M Noto (Jl. FM Noto) No. 7, Kota baru, Jogjakarta.
     Untuk mencapai lokasinya cukup mudah, kalau dari arah Hotel Novotel atau RS Bethesda, arahkan saja kendaraan ke Jl. Suroto kemudian pada pertigaan pertama belok ke kanan menuju Jl. Sabirin lurus terus sampai bertemu dengan Jl. Faridan Muridan Noto (Jl. FM Noto) belok ke kiri, kita bisa menemukan The House of Raminten berada di sebelah kanan jalan. Lokasinya tapat berada di sebelah Mirota Bakery, selain itu juga tidak jauh dari Santika Hotel dan juga Stasiun Lempuyang, Jogjakarta.
      Kalau dilihat dari luar, The House of Raminten ini merupakan sebuah café nyentrik tempatnyahang out anak muda, namun bercorak Jawa, hal itu terlihat dari sebuah Kereta Kuda yang terpajang di luar. Ketika kami tiba dilokasi, matahari sudah tidak berada pada tempatnya, gelapnya malam sudah mulai melekat diiringi dinginnya udara Jogja di malam hari. Dari depan terlihat cahaya lampu-lampu yang redup menghiasi seluruh element café yang memiliki corak Jawa tersebut. Setelah masuk ke dalam café, suasananya benar-benar diluar dugaan, sangat jauh berbeda dengan café-café yang selama ini kita kenal. Ada berbagai perasaan yang bercampur aduk disana, antara suasana nyantai dengan bau mistis yang menyelimuti.
     Dekorasi ruangannya dipenuhi berbagai barang unik khas Jawa dengan aroma mistik yang cukup melekat. Setelah berada di dalam ruangan, akan tercium aroma dupa yang berpadu dengan bunga-bunga. Dan terlihat pula dupa/ hio-hio ditancap dibeberapa tempat, bunga-bunga yang ditaruh di dalam wadah diletakkan di sana-sini, serta lagu gendingan Jawa dan ruangannya yang redup berhiaskan cahaya lilin semakin menambah suasana mistis. Selain itu, deretan waitress yang mengenakan kebaya kemben lengkap dengan selop bakiak khas Jawa. Sedangkan untuk waiter mengenakan celana batik lengkap dengan keris, setiap pelayan dilengkapi dengan walkie talkie, dompet dan nota pembayaran, sehingga tidak ada meja kasir khusus. Sedangkan untuk memanggil mereka, kita cukup membunyikan kentongan yang tersedia di meja.
      Suasananya yang begitu unik, rasanya ada yang kurang kalau tidak menyusuri setiap sudut dari café yang satu ini. Dan benar saja, dibagian belakang menuju toilet ada kandang kuda yang lengkap dengan kudanya yang terlihat cukup terawat dan gagah. Dibagian lain juga terlihat ada pendopo dan dek untuk naik ke ruangan atas. Ada sebuah ruangan yang kelihatannya sengaja dibiarkan terbuka dan cahaya remang-remang terpancar dari dalamnya, terlihat seorang ibu-ibu tua dengan memakai pakaian seperti abdi dalem keraton yang sedang duduk. Sedangkan disana terlihat beberapa barang-barang antik disertai dengan aromadupa/kemenyan yang berpadu dengan bunga-bunga.
      Setelah kembali ke meja, ternyata pesanan sudah tersaji di atas meja dengan rapi, ada Cunduk Raminten, Tahu Bola, Sego Kucing, Wedang Sere dan Es Klamud. Selain tempatnya yang unik, penyajiannya hidangannya juga cukup unik, mulai dari tempat penyajian makanan hingga bentuk gelasnya yang unik, seperti ukuran gelasnya yang jumbo atau tinggi gelasnya yang mungkin mencapai ±40 cm. Bisa dibayangkan sendiri bagaimana cara untuk meminumnya, gelasnya yang harus diturunkan atau kita yang harus berdiri untuk meminumnya, tinggal pilih salah satu saja.
      Meski tempatnya terkesan high class, tapi untuk masalah menu dan juga harganya sungguh diluar dugaan. Hampir semua sajiannya baik untuk makanan, dessert maupun minumannya hanya berkisar antara seribu rupiah hingga 25ribu rupiah. Misalnya saja untuk menu sego kucing (menu khas angkringan) yang identik dengan harga murah meriah, kita hanya mengeluarkan kocek mulai dari seribu rupiah sampai 5ribu rupiah. Tergantung jenis sego kucing yang kita pesan, ada yang tante (tanpa telur) atau pakte (pakek telur) dengan paketsingle, double atau triple.
   Selain sego kucing, juga tersedia berbagai menu yang cukup beragam, misalnya Cunduk Raminten. Kelihatannya  cunduk ini terbuat dari campuran daging giling dan kelapa parut yang dipadukan dengan berbagai rempah, sehingga rasanya unik dan juga gurih. Ada rawon, soto raminto, brongkos, pepes, pacikeran, satelit (sate lilit) dan masih banyak lagi menu yang lainnya. Sedangkan untuk minumannya juga sangat bervariasi, mulai dari aneka jus, beer, es krim bakar, gudir, es purworukmi dan masih banyak lagi jenis lainnya dengan nama yang unik-unik. Selain itu, tak ketinggalan juga berbagai macam jamu tradisional Jawa juga tertera di dalam list menu beserta khasiatnya.
     Meski The House of Raminten bernuansa mistis, namun café yang satu ini sangat cocok sebagai tempat nongkrong bersama teman, pasangan maupun keluarga. Dan satu lagi yang tidak kalah unik, kita juga bisa menikmati spa tradisional sambil menikmati aneka minuman, sedangkan di salah satu sudut ruangan juga terdapat seorang tukang cukur yang siap melayani pelangganya dengan mengeluarkan kocek sebesar 5ribu rupiah saja. Selain di Jl. FM Noto 7 Kotabaru, kita juga bisa menemukan The House of Raminten di Mirota Batik Malioboro lantai 3 dan Jalan Kaliurang Jogjakarta, namun untuk yang di Mirota Batik suasana dan list menu sedikit berbeda dengan lokasinya lainnya.

Specifications

  • Menu Andalan:Cunduk Raminten(Rp. 11.000), Nasi Kucing (Rp. 1.000 – Rp. 5.000), Wedang Sere (Rp. 10.000), Es Klamud (Rp. 13.000) Cunduk Raminten(Rp. 11.000), Nasi Kucing (Rp. 1.000 – Rp. 5.000), Wedang Sere (Rp. 10.000), Es Klamud (Rp. 13.000)
  • Jam Buka:Setiap Hari 24 jam
  • Alamat Lokasi:Jl. FM Noto No. 7, Kotabaru, Jogjakarta Telp : 0274-547315, 586928 Jl. FM Noto No. 7, Kotabaru, Jogjakarta Telp : 0274-547315, 586928

Nasi Campur Gejayan Pak Yo


Nasi Campur Gejayan Pak Yo


        Malam-malam mencari kuliner di kota Jogja cukup mudah, mau hujan atau tidak bukan menjadi masalah yang berarti. Ada cukup banyak kuliner menarik yang bisa kita singgahi, salah satunya yang ada di Jalan Gejayan yang juga sering disebut sebagai Jalan Afandi, sebelum lampu merah di seberang jalan. Nasi Campur Gejayan Pak Yo ini hanya menempati emperan Apotik Ardi Farma, jadi hanya buka mulai dari jam setengah 10 malam sampai jam 4 dini hari. Untuk aksesnya cukup mudah, karena jalan ini merupakan jalan utama. Kalau misal dari Jalan Ring Road Utara, tinggal arahkan kendaraan menuju jalan Gejayan (Jl. Afandi) langsung, lurus terus ke Selatan sampai bertemu lampu merah yang menuju ke jalan Solo, lapaknya tepat berada di sebelah kanan.
         Hujan yang mengguyur sebagian kota Jogjakarta tak kunjung reda, tapi bukan menjadi alasan untuk tidak singgah ke lapak Pak Yo. Saya bersama tim wisatakuliner.com yang lain turun dari mobil kemudian berlari menembus hujan rintik untuk sampai ke lapak Pak Yo. Mungkin karena cuaca sedang hujan, sehingga suasananya tidak terlalu ramai. Aneka macam sayur dan lauk-pauk dijajar rapi di atas meja, ada sayur lodeh, opor, gudeg, telur ceplok, telur dadar, ikan kembung, kering tempe dan masih banyak lagi menu khas rumahan dan nasinya masih mengepulkan asap.
        Para pengunjung warung Pak Yo ini hanya disediakan kursi-kursi plastik dan beberapa meja kecil saja untuk menikmati masakan Pak Yo, semuanya ditata secara sederhana tapi tetap rapi. Jika hari tidak sedang hujan warung ini selalu penuh dengan antrian para pengunjung yang rata-rata mahasiswa kota Jogja ini. Bahkan kadang sebelum warung ini buka sudah banyak orang yang mengantri untuk menikmati masakan disini.
       Nasi putih dengan sedikit sayur lodeh, kering tempe dan telur dadar sebagai lauknya, kepulan asap yang keluar dari nasi menyampaikan aroma lauk yang menggoda. Rasanya memang khas masakan rumah ala pedesaan, sederhana tapi terasa khas dan selalu dirindukan. Pasalnya, Pak Yo bisa menghabiskan beras hingga 25 kg sampai 30 kg setiap hari untuk melayani pembelinya yang kebanyakan mahasiswa. Selain rasanya yang enak, mudah diakses, harga juga terbilang cukup murah. Untuk seporsi nasi campur biasanya sekitar 8ribu rupiah saja, tapi tergantung lauknya, karena penghitungan berdasarkan lauknya. Kalau ingin mencicipi nasi campur ini, kita juga bisa datang ke Warungnya yang ada di dalam gang sebelah lapak Pak Yo yang ini. Biasanya warung ini sudah buka dari jam 6 sore, tapi gang tersebut tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.
Lila, Januari 2012 


Specifications

  • Menu Andalan:Nasi Campur (±Rp. 8.000 – Rp. 15.000)
  • Jam Buka:21.30 - 04.00
  • Alamat Lokasi:Jl. Gejayan (Jl. Afandi, Depan Apotik Ardi Farma), Jogjakarta Telp. 0813.2840.8488


Sabtu, 23 Februari 2013

PANTAI INDRAYANTI


PANTAI INDRAYANTI
Pantai Bersih dengan Restoran Cafe

Selain menawarkan pesona pantai berpasir putih dengan air laut yang jernih, Indrayanti juga menawarkan sensasi dinner romantis bertabur bintang di restauran yang terletak di tepi pantai.

         Matahari belum tinggi saat YogYES tiba di Pantai Indrayanti. Dua ekor siput laut bergerak pelan di sebuah ceruk karang, tak peduli dengan ombak yang menghempas. Segerombol remaja asyik bercengkerama sambil sesekali bergaya untuk diambil gambarnya. Di sebelah barat nampak 3 orang sedang berlarian mengejar ombak, sebagian lainnya bersantai di tengah gazebo sembari menikmati segarnya kelapa muda yang dihidangkan langsung bersama buahnya.                   Beberapa penginapan yang dikonsep back to nature berdiri dengan gagah di bawah bukit, sedangkan rumah panggung dan gubug yang menyerupai honai (rumah adat Papua) berdiri di dekat pantai. Jet ski kuning teronggok di sudut restoran.
          Terletak di sebelah timur Pantai Sundak, pantai yang dibatasi bukit karang ini merupakan salah satu pantai yang menyajikan pemandangan berbeda dibandingkan pantai-pantai lain yang ada di Gunungkidul. Tidak hanya berhiaskan pasir putih, bukit karang, dan air biru jernih yang seolah memanggil-manggil wisatawan untuk menceburkan diri ke dalamnya, Pantai Indrayanti juga dilengkapi restoran dan cafe serta deretan penginapan yang akan memanjakan wisatawan. Beragam menu mulai dari hidangan laut hingga nasi goreng bisa di pesan di restoran yang menghadap ke pantai ini. Pada malam hari, gazebo-gazebo yang ada di bibir pantai akan terlihat cantik karena diterangi kerlip sinar lampu. Menikmati makan malam di cafe ini ditemani desau angin dan alunan debur ombak akan menjadi pengalaman romantis yang tak terlupa.

         Penyebutan nama Pantai Indrayanti sebelumnya menuai banyak kontraversi. Indrayanti bukanlah nama pantai, melainkan nama pemilik cafe dan restoran. Berhubung nama Indrayanti yang terpampang di papan nama cafe dan restoran pantai, akhirnya masyarakat menyebut pantai ini dengan nama Pantai Indrayanti.                Sedangkan pemerintah menamai pantai ini dengan nama Pantai Pulang Syawal. 
          Namun nama Indrayanti jauh lebih populer dan lebih sering disebut daripada Pulang Syawal. Keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan Pantai Indrayanti rupanya turut membawa dampak positif. Berbeda dengan pantai-pantai lain yang agak kotor, sepanjang garis pantai Indrayanti terlihat bersih dan bebas dari sampah. Hal ini dikarenakan pengelola tak segan-segan menjatuhkan denda sebesar Rp. 10.000 untuk tiap sampah yang dibuang oleh wisatawan secara sembarangan. Karena itu Indrayanti menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi.

          Usai menikmati sepiring nasi goreng dan es kelapa muda di gazebo, YogYES beranjak menuju bukit di sisi timur. Berhubung tidak ada jalan, menerobos semak dan perdu sembari memanjat karang pun menjadi pilihan. Sesampainya di atas bukit pemandangan laut yang bebatasan dengan Samudra Hindia terhampar.    Beberapa burung terbang sambil membawa ilalang untuk membangun sarang. Suara debur ombak dan desau angin berpadu menciptakan orkestra yang indah dan menenangkan. YogYES pun melayangkan pandangan ke arah barat. Beberapa pantai yang dipisahkan oleh bukit-bukit terlihat berjajar, gazebo dan rumah panggung terlihat kecil, sedangkan orang-orang laksana liliput. Saat senja menjelang, tempat ini akan menjadi spot yang bagus untuk menyaksikan mentari yang kembali ke peraduannya. Sayang YogYES harus bergegas pulang. Meski tidak sempat menyaksikan senja yang indah, pesona Pantai Indrayanti telah terpatri di hati.

Alamat: Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia


SOTO SULUNG STASIUN TUGU


SOTO SULUNG STASIUN TUGU
Soto Madura Paling Legendaris di Jogja

         Siapa yang tidak tahu soto sulung? Soto khas Madura ini berisi daging sapi atau jeroan sapi seperti babat, usus, paru-paru dan hati dengan kuah yang pekat. Soto ini juga dipermanis dengan potongan telur rebus yang membuat isiannya makin wah. Adalah Soto Sulung Stasiun Tugu yang membawa keistimewaan soto sulung dari Madura ke Yogyakarta. Warung soto yang didirikan sejak tahun 1968 oleh Bapak (alm.) Marjuddin, kini sudah memiliki beberapa cabang yang tersebar di penjuru Yogyakarta. Warung yang berlokasi di kios area parkir selatan Stasiun Tugu kini menjadi salah satu ikon kuliner di Yogyakarta dan selalu menjadi buruan bagi pecinta kuliner.

         Soto Sulung Stasiun Tugu menawarkan soto daging dan soto daging campur jeroan. Daging dan jeroan yang menjadi isian dari soto ini berbeda dengan soto-soto di tempat lain. Dengan dua kali pengolahan, dagingnya terasa empuk, tidak amis dan bumbu meresap sempurna. Jeroan yang jadi isian di soto campur tidak berbau dan empuk, kelezatannya sama dengan soto daging itu sendiri. Kuah sotonya yang pekat dan bumbunya yang kuat terasa, membuat soto sulung ini begitu lezat. Lidah kita akan dimanja dengan kuah hangatnya yang sangat menggiurkan. Dengan perasan jeruk nipis dan sambal yang dibuat encer, rasa dari soto ini akan lebih nikmat. Wuih.. nagih bener! Panas kuahnya dan keempukan dagingnya akan membuat lidah terus meminta tambah.

         Yang unik dari soto sulung ini adalah nasinya. Bukannya dihidangkan langsung di piring, nasi di sini dibungkus kecil-kecil dengan harga Rp 500/bungkus. Kita dengan bebas bisa tambah nasi tanpa perlu malu. Nasi dan segala cemilan di sini olahan sendiri loh. Daging, nasi, dan krupuknya dibuat terlebih dahulu di malam hari oleh masing-masing anggota keluarga yang bertugas, lalu paginya tinggal di kirim ke Soto Sulung Stasiun Tugu dan cabang-cabang yang lain.
         "Banyak yang dulu kuliah di Yogya dan sekarang sudah punya cucu masih sering datang kemari," kata Pak Ridwan, putra Bapak Marjuddin yang kini mengelola Soto Sulung Stasiun Tugu. Di usianya yang sudah 43 tahun, warung soto ini meninggalkan berjuta kenangan yang membuat pelanggannya setia datang hanya untuk bernostalgia. Seperti Hendra, pemilik salah satu warung kopi di Yogya yang berbagi cerita bahwa Soto Sulung Stasiun Tugu ini adalah soto sulung paling enak di Yogyakarta dan sejak tahun 2000 dia menjadi pelanggan setia. "Bumbunya tajam dan enak. Lidah pun menjadi puas," pungkas Hendra.
Jam Buka: pk 09.00 - 21.00 WIB
Harga:
  • Soto Daging: Rp 9.000
  • Soto Campur: Rp 6.000
Alamat: Parkiran Selatan Stasiun Tugu, Yogyakarta, Indonesia